WELCOME

Selamat datang di blog Maiel siiependiamtullend.....Udah mampir jangan lupa komentarnya ya.....

Kamis, 14 April 2011

Surat ini benar-benar menyentuh hati saya. ketika membaca tulisan ini saya merasa trenyuh dan larut dalam suasana haru. Terbayang wajah ibu saya, yang telah melahirkan, mendidik, dan membesarkan dengan penuh kasih sayang. Ibu adalah yang terbaik bagiku. Tak pernah ada kata tidak untuk kami anak-anaknya ketika meminta sesuatu. Semoga Tuhan membalas kebaikan ibu dengan pahala yang besar. Semoga Tuhan senantiasa membimbing dan memberi petunjuk kepada saya untuk selalu memperlakukan ibu dengan baik serta mengasihinya sebagaimana ibu mengasihi kami, anak-anaknya.

Silahkan dibaca …………..

Wahai anakku,

Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara… Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka…

Wahai anakku!

Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku… 25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi…

Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu grmbira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir… Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.

Wahai anakku… telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya; agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu… itulah kebahagiaanku!

Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.

Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku… ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan Ibu memohon kepadamu, Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!!

Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit… Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu… Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu… Mana balas budimu, nak!? Mana balasan baikmu! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku. Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?! Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu. Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Tuhan mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi. Anakku… Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim?!

Wahai anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Tuhan,

Wahai anakku!! Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Tuhan, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?

Anakku… Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Tuhan, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku… Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan “Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam…” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku, bertaqwalah kepada Tuhan pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku… Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalam,

Ibumu

Jumat, 08 April 2011

Halo lagi Teman-Teman. Gimana kalo hari ini kita berbagi kata mutiara cinta? Ngomong tentang Cinta, semua orang tanpa batas usia, tanpa batas jarak, pasti akan tertarik. Coba lihat acara televisi, seperti Take Me Out atau Take Him Out, dengan topik tentang cinta, Indosiar bisa menaikkan rating. Ya, kalau kita ngomong tentang cinta, ini topik yang selalu bikin hidup lebih hidup. Setuju gak nih?

Cinta itu sendiri dahsyat sekali. Ehmmm.. kenapa saya bisa bilang begitu? Cinta bisa membuat seseorang bisa bangkit dari kegagalan dan meraih sukses. Namun, di sisi lain, cinta bisa membuat orang jadi terjatuh dan terjerambat. Cinta juga bisa jadi motivasi terbesar. Nah, buat siapa saja yang ingin menyumbangkan kata mutiara tentang cinta, silahkan. Untuk kata mutiara persahabatan, kata mutiara motivasi, kata mutiara lucu ataupun kata mutiara ulang tahun, mungkin di lain kesempatan.

Untuk kali ini kita akan bicara tentang cinta. So, siapapun pemirsa, baik tua maupun muda, baik cowok maupun cewek, baik yang pernah jatuh cinta ataupun belum, baik yang single ataupun doble, silahkan sumbangkan kata mutiara cinta anda di sini. Berikut sumbangan kata dari saya :

Cinta itu terasa indah apabila dirasakan.

Sungguh tidak enak mencintai seseorang yang tidak mencintai kita. Namun, jauh lebih tidak mengenakkan tidak pernah mengungkapkan rasa cinta itu sendiri.

Kadangkala cinta itu tidak terasa ketika orang itu ada, dan baru akan tersadar akan hal itu ketika orang itu sudah tidak ada. Jadi rasakan kehadiran cinta itu tiap harinya,

EkosistemEstuari

Estuaria adalah wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan. Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut. Contoh dari estuaria adalah muara sungai, teluk dan rawa pasang-surut. Tags: Estuarine Ecology by ekoefendi


Estuari berasal dari kata aetus yang artinya pasang-surut. Estuari didefinisikan sebagai badan air di wilayah pantai yang setengah tertutup, yang berhubungan dengan laut bebas. Oleh karena itu ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan air laut bercampur dengan air darat yang menyebabkan salinitasnya lebih rendah daripada air laut. Muara sungai, rawa pasang-surut, teluk di pantai dan badan air di belakang pantai pasir temasuk estuari.
Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari laut dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai kemampuan osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan.


Daerah muara sungai yang terlindung dan kaya akan sumberdaya hayati menjadi tumpuan hidup para nelayan, sehingga tidak dapat dihindari terjadinya pemukiman di pinggiran muara sungai. Tidak hanya itu, karena muara sungai ini juga menjadi penghubung daratan dan lautan yang sangat praktis, maka manusia menggunakannya sebagai media perhubungan. Daerah yang terlindung juga menjadi tempat berlabuh dan berlindung kapal, terutama di saat‑saat laut berombak besar. Perkembangan industri pantai menambah padatnya wilayah estuari ini oleh kegiatan manusia karena daratan estuari merupakan akses yang bagus buat kegiatan industri itu, khususnya tersedianya air yang melimpah, baik itu untuk pendingin generator maupun untuk pencucian alat‑alat tertentu dan tidak dapat dihindari nafsu untuk membuang limbah ke lingkungan akuatik.


Mengingat banyaknya perikanan komersial yang tergantung pada ekosistem estuari ini maka perlindungan ekosistem ini merupakan salah satu persyaratan ekonomik yang utama agar perkembangan ekonomi di wilayah ini dapat dijaga kelanjutannya. Banyaknya jenis pemanfaatan wilayah di ekosistem estuari ini menyebabkan sering terjadinya bertentangan kepentingan dan kerusakan ekosistem yang berharga ini.


Habitat adalah tempat Hewan tinggal dan berkembang biak. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan—paling tidak lingkungan fisiknya—di sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.


Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop
Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu habitat pada suatu lokasi geografis tertentu

Menjelang hari kelahiranku

Aku cukup bangga dengan kota kelahiranku, kota yang membesarkanku, kota yang memberi aku bekal dan inspirasi untuk menjadi orang yang tangguh ketika berpetualang dan menuntut ilmu di kota Banda Aceh .

Menjelang hari kelahiranku, tidak ada sesuatu yang lebih, selain aku memikirkan tentang diriku sebagai sesuatu kata. Definisi atau lebih tepat penggamabaran Gibran Kahlil Gibran tentang dirinya sendiri sebagai kata, sungguh sangat menyentuh dan menginspirasiku. “Lihatlah diriku, sebuah kata yang maknanya samar-samar dan membingungkan; kadangkala tak bermakna; kadangkala bermakna dalam banyak hal”

Yang hendak aku tegaskan dalam kalimat Gibran di atas bukan tentang bermakna atau tidak bermaknanya diriku di hadapan realitas penafsiran. Tetapi tentang kata itu sendiri. Tentang sesuatu yang bisa lahir dan mati, bisa berproses dan tumbuh, beranak pinak dan berkembang biak, bisa mengungkapkan dan meluapkan tentang apa saja, pun bisa diam dan mendiamkan apa saja.

Jika aku menyadari sungguh, aku adalah kata, bukan kata bermakna atau bermakna samar-samar dan atau tidak bermakna. Tetapi tentang kata yang bisa menumpahkan pikiran dan rasa. Tentang kekayaan kata, dan bermartabatnya dia dalam proses menjadi diriku sendiri.

Bagiku, kata itu mengagumkan, sesuatu yang kadang bisa dilukiskan dengan mudah, tetapi kadang menyulitkan hingga aku harus mendiamkannya. Dalam dan melalui kata aku menemukan siapa sesungguhnya diriku sendiri. Bahwa sesungguhnya aku tidak lebih sebagai sesuatu kata.

Menjelang hari kelahiranku. Selalu setiap saat seperti hari-hari ini, aku selalu menjumpai diriku sendiri dalam kata yang sulit untuk dilukiskan. Setiap kata yang tertuang, dan tutur yang terlontar, selalu terasa hambar. Pada setiap doa dan dalam hening sembahyang, Tuhan yang dipuja aku titipkan kata sepi senyap, “Tuhan, jangan ganggu aku, biarkan aku sendiri tampa-Mu, sehari ini saja”

Sebab, aku mau memaknai makna keterlemparanku ke dalam dunia. Serupa apakah itu. Dan tentang itu aku tak sanggup mengucapkan kata, apalagi menuliskannya dengan rasa. Jika Gibran Kahlil Gibran menggambarkan dirinya sebagai sesuatu kata yang kadang bermakna samar-samar, dan atau kadangkala bermakna dalam banyak hal. Aku justru menggambarkan diriku sendiri sebagai sebagai kata yang secara terus menerus menemukan pemaknaan. Dan bagiku hanya dalam keterlemparan ke dalam realitas aku menjadi bermakna.

Kamis, 07 April 2011

mengetahui dan perhitungan pH dari beberapa indikator

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu pengukuran yang sangat penting dalam berbagai larutan adalah pH, yaitu pengukuran ion hidrogen dalam suatu larutan. Skala pH dimulai dari 0 sampai dengan 14. Larutan dengan harga pH di bawah 7 disebut “asam”, sedangkan pH dengan harga di atas 7 disebut “basa”. Angka 7 Adalah harga tengah yang mewakili air murni (netral). Untuk mengukur kadar pH suatu larutan dapat diukur dengan berbagai cara. Secara kualitatif pH dapat diperkirakan dengan kertas lakmus atau indikator universal. Secara kuantitatif pH diukur dengan menggunakan elektroda potensiometrik.

1.2 Tujuan Praktikum

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dan perhitungan pH dari beberapa indikator.

1.3 Manfaat Praktikum

Percoban ini bermanfaat untuk praktikan agar praktikan dapat mengetahui bagaimana cara mengukur pH dengan beberapa indikator, sehingga praktikan dapat menentukan termasuk jenis larutan apakah itu dengan mengukur Ph larutan tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Asam dan basa merpakan zat yang penting dalam ilmu kimia. Dalam kehidupan sehari-hari pun, tanpa kitasadari kita sering terlibat dengan asam dan basa. Asam terasa masam dan basa terasa pahit. Garam yaitu senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa, terasa asin. Rasa manis yang tidak berkaitan dengan asam dan basa. Masalah lingkungan juga sering dikaitkan dengan asam dan basa (Darusman. 1999).

Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka, dan asam semut. Basa umumnya mempunyai sifat yang licin dan terasa pahit, misalnya sabun. Di laboratorium, asam dan basa secara sederhana dapat diketahui dengan menggunakan kertas lakmus. Dalam larutan asam, kertas lakmus biru akan berubah menjadi warna merah, sedangkan dalam larutan basa kertas lakmus merah akan berubah menjadi warna biru. Larutan asam dan basa merupakan larutan elektrolit, sehingga di dalam air aka terurai menjadi ion-ionnya (Sudarmo. 2007).

Indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit. Jenis indikatr yang khas adalah asam organik yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari basa konjugatnya. Lakmus berubah merah menjadi biru bila bentuk asamnya diubah menjadi basa. Indikator yang baik mempunyai intensitas warna sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang harus ditambahkan ke dalam larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul indikator yang sangat rendah ini hampir tidak berpengaruh terhadap pH larutan (David. 2001).

BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah indikator universal, pH meter, gelas kimia, dan gelas ukur.

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sampel jeruk nipis, jeruk manis, belimbing wuluh, cuka, dan NaOH.

3.2 Cara Kerja

Jus Jeruk

3.2.1 Mengukur pH larutan asam

® Dibuat larutan jus jeruk.

® Diukur pH nya, digunakan indikator universal dan pH meter.

® Dihitung pH nya dengan rumus:

pH = - log [H+]

Hasil

Belimbing Wuluh


® Dibuat larutan belimbing wuluh.

® Diukur pH nya, digunakan indikator universal dan pH meter.

® Dihitung pH nya dengan rumus:

pH = - log [H+]

Hasil

Asam Cuka


® Dibuat larutan asam cuka.

® Diukur pH nya, digunakan indikator universal dan pH meter.

® Dihitung pH nya dengan rumus:

pH = - log [H+]

Hasil

3.2.2 Mengukur pH larutan basa

NaOH


® Dibuat larutan NaOH O,1 M DAN 0,05 M.

® Dihitung pH nya, digunakan indikator universal dan pH meter.

® Dihitung pH nya dengan rumus:

pOH = - log [OH-]

Ph = 14-Poh

Hasil


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Bahan

Indikator Yang Digunakan

Keteragan

Indikator Universal

pH Meter

Jeruk manis

4

4,1

Asam

Jeruk nipis

2

2,5

Asam

Belimbing wuluh

1

1,7

Asam

Asam cuka

3

3,4

Asam

Larutan sabun

7

7,1

Basa

NaOH 0,05 M 10 ml

8

8,3

Basa

4.2 Pembahasan

Menghitung konsentrasi larutan asam dan basa dari pH yang telah diukur dengan menggunakan pH meter.

a) pH jeruk manis = 4,1

Ph = - log [ ]

4,1 = - log [ ]

-4,1 = log [ ]

[ ]= antilog (-4,1)

[ ]= 8 x

b) pH jeruk nipis = 2,5

Ph = - log [ ]

2,5 = - log [ ]

-2,5 = log [ ]

[ ]= antilog (-2,5)

[ ]= 3 x

c) pH belimbing wuluh = 1,7

Ph = - log [ ]

1,7 = - log [ ]

-1,7 = log [ ]

[ ]= antilog (-1,7)

[ ]= 8 x

d) pH asam cuka = 3,4

pH = - log [ ]

3,4= - log [ ]

-3,4 = log [ ]

[ ]= antilog (-3,4)

[ ]= 4 x

e) pH larutan sabun = 7,1

Poh = 14-Ph

Poh = 14-7,1

Poh = 6,9

Poh = - log [

6,9 = -log [

-6,9 = log [

[ = antilog (-6,9)

[ =1,25 x

f) pH NaOH 0,05 M 10 ml = 8,3

Poh = 14-Ph

Poh = 14-8,3

Poh = 5,7

Poh = - log [

5,7 = -log [

-5,7 = log [OH-]

[ = antilog (-5,7)

[ = 2 x

g) pH NaOH 0,1 M 10 ml = 12,5

Poh = 14-12,5

Poh = 1,5

Poh = - log [

1.5 = -log [

-1,5 = log [

[ = antilog (-1,5)

[ = 3x

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa larutan yang bersifat asam ialah larutan yang memiliki harga pH antara 0 sampai < 7, sedangkan larutan yang bersifat basa ialah larutan yang memiliki harga pH antara > 7 sampai 14. Angka 7 adalah harga tengah mewakili harga air murni (netral) pH larutan. Untuk mengukur kadar pH dapat menggunakan indikator universal dan pH meter. Kadar pH yan diukur dengan menggunakan pH meter hasilnya lebih akurat dibandingkan diukur dengan indikator univesal.

5.2 Saran

Dalam melakukan percobaan ini disarankan untuk berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan percobaan. Kehati-hatian diperlukan guna menjaga ketertiban dan kebersihan laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Darusman,Latifah. 1999. Kimia Dasar I. Bpgor : IPB

Sudarmo,Unggul. 2007. Kimia untuk Kelas X1. Jakarta : Phibeta.

W.Oktoby David,dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.